Sunday, October 18, 2015

Warga Sambut Baik Baksos BeCe dan RSDH

Ratusan warga dari berbagai wilayah di Kabupaten Cianjur mengikuti kegiatan bakti sosial (baksos) dalam rangkaian kegiatan HUT HU Berita Cianjur yang bekerjasama dengan Rumah Sakit Dr Hafiz (RSDH) Cianjur, Sabtu (17/10) di Lapangan Parkir RSDH Cianjur, Desa Sukamulya, Kecamatan Karangtengah.

Berbagai kegiatan baksos, seperti pemeriksaan mata, pemeriksaan USG, pemeriksaan gigi, dan sunatan masal yang digelar tersebut mendapat sambutan antusias dari seluruh warga yang datang. Selain itu, kegiatan tersebut juga dihadiri anggota Komisi IV DPRD Cianjur, Tika Latifah, Komisaris Berita Media Grup, Ishak Robin, dan sejumlah tamu undangan yang ikut hadir.

Anggota Komisi IV DPRD Cianjur, Tika Latifah, mengatakan, kegiatan sosial tersebut sangat baik untuk dilaksanakan, selain dari pada nilai ibadah, kegiatan itu juga membantu beban para warga untuk bisa memeriksanakan kesehatan diri dengan gratis.

Apalagi, ucap Tika, bila melihat jaminan kesehatan yang masih belum bisa diterima ditengah masyarakat dengan baik. “Saya sangat dukung kegiatan ini, kegiatan dalam menyambut HUT BC yang pertama ini, tentu merupakan kegiatan yang sangat baik untuk membantu masyarakat ditengah-tengah krisis ekonomi seperti ini,” tutur Tika, di sela kegiatan.

Tika menuturkan, peran media dan tentunya rumah sakit dinilai perlu memberikan nilai tambah bagi keberadaannya di tengah-tengah masyarakat. Sebab, selama ini, banyak pandangan negatif masyarakat dalam kehadiran sebuah media. Sehingga, hal ini menjadi salah satu terobosan besar bagi fungsi sebenarnya pada media.

“Ya, kan media sering kali dianggap imagenya buruk, nah kegiatan ini tentu merujuk pada peran media sebenarnya sebagai kontrol sosial dan ini menjadi contoh untuk media-media yang lain,” jelasnya.

Untuk itu, pihaknya berhap, kedepan peran media dan masyarakat semakin terjalin dengan baik, begetiu pula dengan pemerintah. Sehingga, ada upaya sinergritas yang dilakuan semua pihak untuk menuju perbaikan kedepan.

“Semoga kegiatan ini terus dilaksanakan dan menjadi media yang selalu dekat dengan masyarakat dan memberikan perubahan terhadap pemerintahan,” ujarnya.

Sementara itu, Aminah (40), seorang warga Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Cianjur, mengaku sangat berterimakasih kepada penyelenggara yang telah menggelar kegiatan baksos tersebut. Sebab, ujar dia, kegiatan itu dapat mengurangi beban warga yang memang membutuhkan sarana kesehatan.

"Semoga kegiatan ini tak hanya dilakukan saat HUT Berita Cianjur saja, tetapi dapat menjadi kegiatan rutin. Pasalnya, sangat membantu warga terutama warga menengah kebawah,"

Warga Asyik Nobar Piala Presiden, 3 Rumah di Bojongherang Ludes Terbakar


Di saat bersiap-siap menggelar acara nonton bareng (nobar) laga Persib vs Sriwijaya FC di lapangan, warga Kampung Bojong RT 3/2, Desa Bojongherang, Cianjur, dikagetkan dengan kobaran api yang melumat tiga rumah warga, Minggu (18/10) sekitar pukul 18.30 WIB.

“Kejadiannya saat sebagian warga lagi siap-siap ngadain nobar di lapangan pemukiman. Tiba-tiba saja kita melihat asap dari salah satu rumah warga. Setelah dicek, ternyata rumah Mang Gojir dan dua rumah lainnya terbakar,“ ujar Endang Juangka (38), warga Desa Bojongherang kepada “KC” kemarin.

Endang menduga, penyebab kebakaran tersebut diakibatkan hubungan pendek arus listrik yang terjadi di rumah Gojir (42). Api yang membesar dengan cepat merembet ke rumah warga lainnya, yakni Iyar (48) dan Wahyu (46). Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

“Setelah tahu ada kebakaran, saya bersama pemuda dan warga lainnya langsung berusaha memadamkan api. Akhirnya api bisa dipadamkan sekitar pukul 19.30 WIB,“ jelasnya.

Petugas Pemadam Kebakaran Cianjur, Ade Ristian mengatakan, tiga unit mobil dan 20 anggota Damkar Cianjur dikerahkan. Lokasi kebakaran yang berada di pemukiman padat, sedikit menyulitkan proses pemadaman.

“Lokasi kebakaran berada di dalam, jadi mobil damkar tidak bisa masuk. Akhinya genset dan selang air diturunkan dengan memanfaatkan air sungai yang ada. Akibat kejadian ini, dua rumah rusak berat dan satu rumah lagi ringan,“ paparnya.

Sementara itu, Kapolsekta Cianjur, Kompol Iskandar mengaku pihaknya masih menyelidiki penyebab pasti kebakaran. Dugaan sementara, lanjut Iskandar, api berasal dari api lilin yang lupa dimatikan pemilik rumah.

"Mang Gojir ini kan tukang mainan, jadi di rumahnya banyak mainan. Dari mainan itu suka dibungkus pakai plastik dan dirapat pakai api lilin. Mungkin pemilik rumah lupa mematikan. Dugaan lainnya mungkin juga dari aliran arus pendek,“

Friday, October 16, 2015

Sek Bebas di Cianjur Jadi Alasan Ekonomi


Cianjur sebagai kota santri sudah tak tampak, bahkan kondisi itu berbanding terbalik dengan terus menggeliatnya praktek prostitusi di wilayah tersebut. Sejumlah tempat hiburan malam di Cianjur, dengan bebas menyediakan jasa wanita malam.

Hal itu diakui, AD (21), wanita yang bekerja disalah satu tempat karaoke itu merasa nyaman dalam menjalani pekerjaannya itu. Sebab, ucap AD, dirinya bisa dengan mudah mendapatkan uang tanpa harus bekerja susah.

Dikatakan AD, untuk bisa mendapatkan jasa dirinya menemani bernyanyi, biasanya dikenakan tarif Rp 100 ribu perjam. Namun, hal tersebut belum termasuk dengan upah tambahan ataupun biaya minum yang harus dikeluarkan pria hidung belang tersebut.

“Kalau saya biasa di kasih Rp 100 ribu perjam, kalau untuk temenin nyanyi aja. Tapi kalau saya mau rokok atau minum itu beda lagi harus si tamu yang keluarin uang lagi,” katanya, kemarin.

Selain itu, dirinya pun tidak menampik ada tamu hidung belang yang mengajak check in di hotel. Namun, untuk hal itu, ia berikan tarif di atas Rp 1 juta. Bahkan, bila tamunya terlihat mapan, ia selalu kenakan tarif di atas Rp 3 juta.

“Ya kadang sih saya juga suka melayani kaya gitu, Cuma itu harganya beda tergantung liat si tamunya ini kalau terlihat banyak duit ya mahal, kalau biasa aja tapi saya suka, saya beri dia harga biasa bahkan gratis,” ungkapnya.

AD mengungkapkan, pekerjaan itu telah dilakoninya sejak umur 19 tahun dan masih duduk di bangku SMA. Bahkan, akibat kemudahan yang diberikan ketika menjalankan profesi itu. Akhirnya membuat dirinya berkelanjutan melakukan pekerjaan hingga sampai saat ini.

“Saya begini dari kelas 3 SMA, awalnya karena saya berpacaran terus hilang keperawanan saya. Stress, ya akhirnya saya jadi begini dengan siapa pun ditambah untuk memenuhi kebutuhan juga,” katanya.

Sekretaris KPA, Hilman mengingatkan, agar para pekerja seks melihat situasi dan kondisi pelangganya. Bahkan, ia pun menegaskan untuk selalu menggunakan alat kontrasepsi ketika sebelum melakukan hubungan intim.

“Kita kan tidak pernah tau si orang itu ada penyakit atau enggak, yang jelas ketika kita merasa ingin, mau gimana pun langsung saja. Jadi biar tidak terjangkit pennyakit mending pakai kondom saja,” tutur Hilman.

Meski begitu, pihaknya sulit untuk melakukan pencegahan, apalagi hal tersebut menjadi salah satu kebutuhan perut. Untuk itu, salah satu langkahnya hanya melakuakn pencegahan dan pengurangan dengan bersosialisasi menggunakan kondom.

“Kalau keimanan mah biar mereka yang hadapi sendiri, kita tidak bisa mencampuri sejauh itu, yang kita harap semua orang sadar akan keselamatan diri saja ketika melakukan seks bebas seperti itu.